Jangan Malas Olahraga

Bookmark and Share
Ia menghargai olahraga seperti janji-janji dan pertemuan yang harus dipenuhi. Sama seperti pertemuan yang ia jadwalkan, olahraga juga tercantum dalam buku hariannya.  Bahkan, kalau waktu itu adalah jadwal olahraganya, kemudian ada undangan pertemuan, Ia akan memprioritaskan olahraga dibandingkan pertemuan itu.


Dalam beberapa tahun terakhir, saya pun melakukan hal yang sama. Olahraga secara teratur setiap hari paling tidak 30-40 menit. Di ruangan terbatas saya bisa jogging, berlari, olahraga peregangan dan sebagainya. Boleh dikatakan, tiada hari tanpa olahraga.  Ini baru bisa saya jalani pada saat saya beranggapan bahwa olahraga itu bukan suatu pilihan, tetapi suatu keharusan dalam keseharian.
Saya buat jadwal khusus untuk olahraga. Biasanya saya berolahraga beberapa jam menjelang praktek sore dan setelah  tidur siang beberapa menit sebelumnya. Alhamdulillah, disamping saya tahu manfaat olahraga secara teoritis, saya juga dapat merasakan dan menikmatinya.

Seperti diketahui, lamanya olahraga yang dianjurkan sesuai peneltian adalah minimal antara 30-40 menit, lima kali dalam seminggu. Jadi, ada hari tanpa kita harus olahraga. Dari waktu 30 menit olahraga, sebenarnya bisa juga dibagi menjadi interval 10-15 menit, dua-tiga kali dilakukan dalam sehari, cukup hanya tiga kali dalam seminggu.

Olahraga dengan frekuensi seperti ini memang masih memberikan manfaat yang sama. Tetapi ada sisi negatif  saya lihat, memilah-milah lamanya olahraga seperti ini membuat kita sangat sulit mempertahankan kontinuitasnya. Jadi, kalau kita misalnya sudah berolahraga 10-15 menit, kita berhenti, kemudian mau melanjutkannya lagi di hari yang sama, itu tidak mudah. Begitu juga bila dalam satu minggu ada hari tanpa olahraga. Contohnya 2-3 hari tidak olahraga, biasanya hari tanpa olahrga itu akan berlanjut terus. Karena itu, tetaplah berolahraga 30-40 menit dan tujuh hari dalam seminggu.

Olahraga itu memang susah, tidak hanya memulainya, apalagi mempertahankannya. Namun, dengan mengubah persepsi dan pikiran kita bahwa olahraga itu bukanlah pilihan yang dapat kita kerjakan atau tidak - tidak bisa sekarang, besok atau lain waktu juga boleh  - tetapi sebaliknya kita hargai sebagai kegiatan penting dalam kehidupan, seperti halnya sarapan pagi, maka Insya Allah olahraga itu akan menjadi kebutuhan. Jadikanlah olahraga sebagai bagian tidak terpisahkan dalam kegiatan seharian, agendakan olahrga itu dalam buku jurnal harian Anda.

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar